Sabtu, 26 November 2011

Kegilaan Ku

Pagi ini ternyata emosi masih saja memuncak ketika tersadar kita tidak bisa menyerhanakan kepastian. Tidak ada yang ingin aku buang, hanya saja sedikit terlepas dari genggaman. Bukan berarti ini menyakiti sedangkan kau tidak mengerti sama sekali. Lihat ini!!! Bukan kamu ataupun aku. Dia juga ada untuk melengkapi ketidakpastian. Kamu menjelaskan bagaimana bisa aku berdiri disini sedangkan dia menatap mata yang berbeda. Kamu berseru dan berusaha menggapai keyakinanmu, sedangkan aku beku dengan kebisuan. Tanpa kamu sadari kamu juga berada ditempat yang sama. Dimana kamu diantara mereka yang berbeda. Aku tidak ingin menyangkal atau mengingatkan posisi yang mengerikan itu, karena aku juga berada ditempat yang sama, meski dengan mata yang berbeda.
Kau meminta ku jangan membaca lagi jika akhir ceritanya sudah bisa ku duga, tapi kamu, dia, atau dia yang berbeda mungkin akan berpikir aku gila dengan kegilaan ku. Bukankah kamu juga menatapku? Sedangkan dia menatapmu dan kau pun membagi tatapan yang sama. Itu tidak adil!!! Serasa kami semua hanya tempat singgahan dengan ujung kerapuhan. Aku dengan dia berpikir penyatu itu seperti rantai,, apakah kamu juga berpikir yang sama??? Rantai itu terlepas dan kamu menghancurkannya. Mungkin aku seperti membohongi diriku sendiri atau berpura-pura retakan itu tidak ada. Tidak!!! Aku melihatnya, dan aku memperlihatkan itu semua pada nya. Namun tidak mungkin aku meminta dia melepaskan genggaman yang lain sedangkan aku masih sanggup berdiri sendiri dengan kebodohanku. Dan kamu, mungkin kamu juga sama. Kebodohanmu membuat mu memalingkan matamu kepadaku. Sedangkan aku memiliki mata yang berbeda. Kita semua konyol dengan kegilaan masing-masing tanpa berpikir ada dia yang lain.
Tadi kita menahan merah lalu kau tutup dengan merah yang lebih jelas. Aku mengiyakan karena kau tak akan mengerti. Kegilaan ini sama sekali berbeda. Berbeda saat kau gila memikirkan lalu yang kembali melengkapi sekarang. Aku bahagia, mugkin itu juga kegilaan. Kegilaan dengan sisa lalu yang tersamar. Tahta membuat kita menjadi tidak mungkin. Tapi di duniaku tahta akan ku hancurkan dan dia akan ku buang hingga getarannya tak lagi tedengar. Seperti dia, mungkin kau juga sama. Aku hanya hidup dengan kegilaan ku. Lalu kenapa kita merusaha memerah ketika ketidakpastian itu terhapuskan? Berhenti disini!!! Cukup kita dan dia terlupa. Aku bukan unsur-unsur dirimu. Begitu juga dirimu yang tidak penah ku ijinkan menyentuh unsur-unsur diriku, karena kita memiliki mata yang saling berbeda. Dan itu bukan ♥.......--

11 komentar:

Agung Pratama mengatakan...

nice post ;) kunjungi blog aku juga ya :D
jangan lupa follow back :D

Unknown mengatakan...

Wew,
Galau bde ? ? ?

NonieUnic mengatakan...

hahahahaha,,,ini ceritaku pakde,,apa ceritamu???

ShaFrida mengatakan...

apa kmu yakin?????dgn kata2 yg terakhir itu?

NonieUnic mengatakan...

insyaallah,, :):)

Unknown mengatakan...

Ceritaku ? ? ?

Kasih tau gak ya :D

NonieUnic mengatakan...

pelitnya pakde..:P

Unknown mengatakan...

Iya nnti tak kasih tau deh :D

NonieUnic mengatakan...

nic tunggu lho,,hehehe

Unknown mengatakan...

Iya kalo ketemu langsung ya

NonieUnic mengatakan...

waaaaaaaaaah,,gg ketemu2,,,gg jdi cerita deh,,:p

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop